Training of Facilitators – Youth Network on Violence against Children

Jakarta – 15 Desember 2016, Pada tahun 2015, inisiatif 5 organisasi orang muda berkolaborasi membentuk Youth Network on Violence against Children (YNVAC). Dengan mengusung misi untuk menghapuskan kekerasan terhadap anak di Indonesia, YNVAC kemudian difasilitasi oleh UNICEF Indonesia menyelenggarakan workshop tentang bullying dan perlindungan anak di tiga daerah, yaitu Banda Aceh, Semarang, dan Makassar. Kegiatan tersebut dinilai telah berhasil memicu semangat orang muda untuk membuat gerakan anti kekerasan terhadap anak di masing-masing wilayah tersebut.

Untuk meningkatkan pengaruh yang telah dicapai pada tahun 2015, saat ini YNVAC bermaksud memperluas jaringan yang telah dibangun sebelumnya dengan cara membentuk YNVAC daerah dan membuat video dokumenter tentang potret kekerasan terhadap anak di Banda Aceh, Surabaya, dan Makassar. Untuk mencapai tujuan tersebut, YNVAC merasa perlu menyelenggarakan kegiatan pelatihan yang dikemas dalam bentuk Training of Facilitator (ToF), untuk mempersiapkan para peserta yang akan turun ke lapangan baik sebagai fasilitator, peneliti local, dan tim video dokumenter.

Kegiatan ToF diselenggarakan di Jakarta selama empat hari, yaitu pada tanggal 9-12 Desember 2016 dengan melibatkan seluruh anggota YNVAC yang ada di Jakarta, perwakilan tim video dokumenter, perwakilan organisasi mitra yang ada di Aceh, Surabaya dan Makassar—yang berperan sebagai peneliti lokal untuk membatu tim video dokumenter dalam melakukan pengambilan data lapangan. Adapun materi yang dipelajari dalam kegiatan ToF terdiri dari materi perlindungan anak, psikologi anak, advokasi orang muda dan penguatan jaringan komunitas, etika penelitian, dan pembuatan video dokumenter.

kegiatan ToF ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan orang muda (usia 10-24 tahun) untuk dapat memfasilitasi diskusi dan pemecahan masalah untuk meningkatkan kesadaran tentang dan kemampuan merespon kekerasan terhadap anak. Berikut adalah tujuan-tujuan spesifik dari kegiatan ini:

  1. Menguatkan kapasitas pengetahuan anggota YNVAC dalam bidang perlindungan anak, psikologi anak, advokasi, penguatan jaringan orang muda, etika penelitian dan etika pembatan video dokumenter.
  2. Menyusun rencana strategis dan pemetaan masalah perlindungan anak untuk memperluas jaringan orang muda hingga ke daerah, khususnya Banda Aceh, Surabaya, dan Makassar sebagai tujuan intervensi.
  3. Membangun kapasitas kepada peneliti lokal dan tim video dokumenter untuk mendukung kegiatan penelitian dan pembuatan video dokumenter kekerasan terhadap anak di Banda Aceh, Surabaya, dan Makassar.

Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan ToF dilaksanakan selama empat hari, yaitu pada hari Jumat-Senin, tanggal 9-12 Desember 2016 di Kyriad Pejaten Suites Hotel, jalan Pejaten Barat Raya No. 36, Pasar Minggu, Kota Jakarta Selatan. Pada hari pertama ToF, peserta pelatihan belajar mengenai materi psikologi anak. Pada hari kedua, peserta belajar mengenai materi perlindungan anak dan penguatan jaringan komunitas. Pada hari ketiga, peserta pelatihan belajar mengenai materi advokasi orang muda serta etika peneltian dan pembuatan video dokumenter. Pada hari keempat, peserta pelatihan mengaplikasikan materi yang telah dipelajari selama hari pertama hingga hari ketiga pelatihan dalam rencana stategis yang akan dilakukan YNVAC selama tiga tahun ke depan. Adapun rincian kegiatan ToF adalah sebagai berikut

Hari Pertama

Materi psikologi anak disampaikan oleh Ibu Henny Wirawan dari Meliora Learning Institute. Materi psikologi anak dibagi menjadi dua, yaitu terkait dengan proses perkembangan anak dan kondisi psikologis anak penyintas kekerasan.

Sesi 1—Proses perkembangan anak

Pada sesi ini, trainer menjelaskan mengenai tahap perkembangan anak mulai dari masa pembuahan (konsepsi) hingga periode remaja. Tahap perkembangan yang dimaksud meliputi kapasitas motorik, kognitif, social, dan emosional. Pada sesi ini, para peserta dipersilakan untuk bertanya mengenai fenomena yang pernah ditemui, baik yang merupakan pengalaman pribadi atau pengalaman yang ditemui di lapangan. Selanjutnya trainer memberikan saran terhadap setiap pertanyaan yang diajukan. Sesi 1 ditutup dengan penjelasan mengenai tantangan dan ancaman kemajuan zaman terhadap proses tumbuh kembang anak.

Sesi 2—Kondisi Psikologis Anak Penyintas Kekerasan

Pada sesi ini, trainer menjelaskan mengenai mengenai tipe-tipe kekerasan yang paling umum dihadapi oleh anak, beserta dampak yang menyertainya. Selain itu, trainer juga menjelaskan mengenai apa yang dapat dilakukan sebagai bentuk pemulihan bagi korban. Sebelum sesi ditutup, trainer mempersilakan peserta pelatihan untuk bercerita mengenai permasalahan yang selama ini dihadapi untuk kemudian diberikan saran yang membangun.

Hari Kedua

Pada hari kedua pelatihan, peserta belajar mengenai materi perlindungan anak dan penguatan jaringan komunitas. Materi perlindungan anak diisi oleh Mbak Sandra Dewi dan Mbak Marsha dari Pusat Kajian Perlindungan Anak UI. Sedangkan materi penguatan jaringan komunitas diisi oleh Mas Handriatno Waseso dari IBU Foundation.

Sesi 1—Perlindungan Anak

Pada sesi ini, trainer membagi peserta ke dalam beberapa kelompok, di mana masing-masing kelompok diminta untuk menggambarkan pengalaman yang pernah dilakukan terkait dengan perlindungan anak melalui lagu, gambar, atau puisi. Secara bergantian, masing-masing kelompok diminta untuk mempresentasikan karya mereka dan ditanggapi oleh kelompok lain. Selanjutnya, trainer memutarkan video mengenai aktivitas kelompok orang muda di Edinburgh—Young Edinburgh Action (YEA) mengenai peran anak muda dalam perlindungan anak. Sebagai penutup sesi perlindungan anak, trainer membagi peserta pelatihan ke dalam beberapa kelompok dan diminta untuk memainkan peran menangani kasus-kasus perlindungan anak umum yang kerap terjadi di Indonesia.

Sesi 2—Penguatan Jaringan Komunitas

Pada sesi ini, trainer membagi peserta ke dalam beberapa kelompok. Masing-masing kelompok diminta untuk menuliskan mengenai YNVAC berdasarkan apa yang dirasakan oleh masing-masing anggota kelompok dengan menggunakan metode ORIA (Objektif-Reflektif-Intepretatif-Aspirasi) sebagai praktik untuk melakukan konsolidasi kelompok. Selajutnya, trainer menjelaskan mengenai tantangan yang umum dihadapi dalam suatu jaringan. Sebagai penutup sesi, trainer meminta peserta pelatihan berkumpul bersama organisasi masing-masing untuk merefleksikan mengenai peran dan kontribusi yang bisa diberikan masing-masing organisasi dalam jaringan.

Hari Ketiga

Pada hari ketiga pelatihan, peserta belajar mengenai advokasi orang muda serta etika penelitian dan pembuatan video dokumenter. Sesi advokasi orang muda diisi oleh Mas Handriatno Waseso dari IBU Foundation. Sedangkan sesi etika penelitian dan pembuatan video dokumenter diisi oleh Mas Ali Aulia Ramli dari UNICEF Indonesia.

Sesi 1—Advokasi Orang Muda

Trainer mengawali sesi advokasi orang muda dengan memberikan penjelasan mengenai definisi dan strategi advokasi yang umum digunakan. Trainer kemudian membagi peserta ke dalam beberapa kelompok. Masing-masing kelompok diminta untuk melakukan simulasi advokasi dan mempresentasikannya secara bergantian. Trainer dan kelompok lain menyimak lalu memberikan tanggapan terhadap karya yang dipresentasikan. Sesi advokasi ditutup dengan penjelasan mengenai outcome mapping, yaitu penjelasan metode advokasi dengan memetakan aktor-aktor yang berpengaruh agar proses advokasi dapat berhasil.

Sesi 2—Etika Penelitian dan Pembuatan Video Dokumenter

Sesi etika penelitian dan pembuatan video dokumenter diawali dengan penjelasan mengenai definisi anak berdasarkan konvensi hak anak, beserta keuntungan dan kerugian ketika seseorang memiliki status sebagai anak. Selanjutnya trainer memberikan ulasan mengenai prinsip-prinsip yang ada dalam konvensi hak anak. Secara bergantian, trainer meminta semua peserta untuk menceritakan mengenai pengalaman masing-masing dalam bidang penelitian dan dokumentasi. Di akhir sesi, trainer meminta peserta untuk menuliskan praktik baik dan buruk dalam penelitian, lalu mengajak semua peserta untuk mengelompokkan praktik-praktik tersebut berdasarkan standar yang tertuang dalam Ethical Research Involving Children (ERIC).

Hari Keempat

Hari terakhir pelaksanaan kegiatan ToF diisi dengan penyusunan rencana strategis yang akan dilakukan oleh YNVAC selama tiga tahun ke depan. Kegiatan ini difasilitasi oleh masing-ma sing divisi dalam YNVAC secara bergantian, mulai dari R & D, Internal Affair, dan Humas. Kegiatan rencana strategis dibagi menjadi enam sesi.

Sesi pertama, diisi dengan finalisasi pembahasan visi dan misi yang akan diusung oleh YNVAC. Sesi kedua adalah perumusan aktivitas. Dalam sesi ini peserta dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan permasalah yang menjadi fokus masing-masing organisasi yang ada di YNVAC, untuk selanjutkan dipresentasikan dan dirumuskan berdasarkan prioritas dan kebutuhan jaringan. Sesi ketiga adalah pembahasan mengenai milestone atau strategi yang akan dilakukan YNVAC selama tiga tahun kedepan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Sesi keempat adalah pembahasan mengenai strategi dan target yang ingin diapai oleh divisi humas. Selanjutnya, di sesi kelima, peserta pelatihan menentukan tanggal pelaksanaan dan susunan ToF di Aceh, Surabaya dan Makassar. Sesi perumusan rencana strategis ditutup dengan evaluasi dan mmonitoring kegiatan oleh tim internal affair.

Esti Damayanti | Nurlita N. Kaharani

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *