Jakarta, 7 April 2018 – Pernah gak sih kalian dibully? Pernah gak sih kalian mengalami kekerasan seksual? Atau bahkan pernah mengalami kekerasan seksual lalu dibully juga? Mungkin sebagian dari kita memang tidak mengalaminya, namun hal ini kerap terjadi kepada teman-teman kita di luar sana.
Anak-anak yang menjadi korban eksploitasi dan kekerasan seksual seringkali terabaikan dari masyarakat bukan karena masyarakat tidak peduli tapi karena kasus-kasus eksploitasi dan kekerasan seksual pada anak ini seringkali tidak dengan jelas terlihat. Salah satu penyebabnya yaitu kurangnya perhatian dan komunikasi antara orang tua dengan anak. Kabar baiknya adalah orang tua bukanlah satu-satunya jalan keluar bagi mereka yang terkena kekerasan seksual karena kita sebagai anak muda sekaligus teman sangat bisa untuk menolong teman-teman kita yang pernah mendapat eksploitasi dan kekerasan seksual ini.
KOMPAK Jakarta mengadakan sebuah Talk Show dan Diskusi Film bertemakan “Be A Good Friend” (to Fight Sexual Exploitation and Abuse in School and Campus). Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman anak dan orang muda tentang isu eksploitasi dan kekerasan seksual serta bullying dan mendorong mereka untuk menjadi konselor teman sebaya yang baik. Kegiatan ini berlangsung di Auditorium Juwono Sudarsono, FISIP UI dan dihadiri oleh anak dan orang muda yang berasal dari SMA/SMK, Mahasiswa, Forum Anak, dan Organisasi Orang muda.
Kegiatan ini dimulai dengan menonton sebuah film berjudul “SPEAK” yang diperankan oleh Kristen Stewart sebagai tokoh utama. Film ini bercerita tentang seorang gadis bernama Melinda Sordino yang mengalami pemerkosaan oleh kakak kelasnya disebuah pesta sekolah. Setelah pemerkosaan terjadi, Melinda menghubungi polisi melalui telepon rumah untuk dating sehingga membuat pesta mejadi kacau. Kejadian ini membuat teman-teman satu sekolah bahkan sahabatnya membenci Melinda dan akhirnya ia dijauhi dan dibully. Sejak saat itu Melinda menjadi tidak pernah bicara dan tidak berani menceritakan bahwa dia telah diperkosa. Film ini memberikan gambaran bagaimana keadaan seorang anak yang mengalami kekerasan seksual dan bullying.
Setelah menonton film bersama, dilanjutkan dengan talkshow yang dihadiri oleh Kak Ghivo Pratama (Action!), Kak Atissa Puti (KOMPAK Jakarta), dan Kak Mayestika Dhea Dara (Miss NTT) sebagai pembicara dan Ester Margaretha Alumni AIESEC UGM sebagai moderator. Pada sesi talkshow, ka Ghivo menjelaskan bahwa anak dan orang muda harus memiliki knowledge tentang isu seperti bullying dan kekerasan seksual karena setelah kita mengetahui, maka barulah kita akan peduli, dan kita tahu apa yang bisa dilakukan. Ka Ghivo juga berbagi kepada peserta tentang 5 strategi yang dibawa Action! yaitu (1) Mengembangkan peer konselor yang berkomitmen, (2) Mengenali diri sendiri dan mulai memikirkan apa yang bisa kita lakukan untuk orang lain, (3) Menjadi pendengar yang baik, (4) Menjadi orang yang peka, (5) dan menjadi orang yang dapat dipercaya. Selanjutnya, Kak Atissa Puti menjelaskan tentang perbedaan eksploitasi seksual dan kekerasan seksual. Kekerasan seksual ini secara umum penganiayaan yang berupa perilaku seksual yang tidak diinginkan contohnya seperti disentuh dibagian yang tidak disukai. Eksploitasi seksual adalah bentuk dari kekerasan seksual. Di dalam eksploitasi seksual bisanya ada pemanfaatan dan keuntungan dari eksploitasi tersebut. Kak Atissa Puti mendorong peserta untuk tidak tabu dalam membicarakan masalah seksual, yang bisa berujung terjadinya kekerasan dan eksploitasi seksual. Anak dan orang muda juga diajak untuk tidak selalu menyalahkan korban, karena kesalahan itu ada pada pelaku. Pada talkshow ini, peserta juga mendapatkan cerita menarik mengenai pengalaman bullying dari kak Mayestika Dhea Dara, Bagaimana rasanya menjadi korban bullying dan bagaimana cara membangkitkan kepercayaan diri sampai saat ini bisa menjadi Miss Indonesia perwakilan dari NTT.
KOMPAK Jakarta berharap dengan terselenggaranya acara ini dapat memberikan pemahaman isu kepada anak serta orang muda tentang bullying dan eksploitasi seksual pada anak. Mendorong mereka untuk menjadi konselor teman sebaya yang baik dan tidak memberikan pandangan yang buruk terhadap korban. Sampai jumpa dikegiatan diskusi KOMPAK Jakarta selanjutnya ya 😉