Kolaborasi Anti Kekerasan Terhadap Perempuan : Talkshow dan Nonton Film Bersama dalam Aksi Pencegahan Kekerasan

Kompleksitas isu yang berkaitan dengan perempuan, seperti partisipasi perempuan dalam ekonomi dan politik, pemberdayaan perempuan, hingga kekerasan terhadap perempuan, membutuhkan kerja kolektif dari berbagai elemen masyarakat dalam penyelesaian dan penangananya, termasuk kelompok relawan di dalamnya. Dalam hal ini, segala bentuk tindak kekerasan terhadap perempuan tidak bisa dilepaskan dari kuatnya relasi kuasa dan budaya patriarki di masyarakat. Hasil Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional (SPHPN) 2021 yang dilakukan oleh KemenPPPA menunjukkan 1 dari 4 perempuan usia 15-64 tahun atau sekitar 26,1 persen mengalami kekerasan fisik dan/atau seksual. Oleh karenanya, upaya mempromosikan kesetaraan gender membutuhkan strategi yang mengatasi akar masalah dan sikap yang mempersempit kesenjangan. Relawan yang bekerja untuk mendukung kesetaraan gender dan penghapusan kekerasan terhadap perempuan menjadi teladan yang mempengaruhi, mendukung, atau memperkuat perubahan sikap dan perilaku menuju kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan kepada masyarakat. 

Hasil penelitian Charities Aid Foundation (CAF) pada 2021 lalu mengungkapkan bahwa tingkat kerelaan di Indonesia tiga kali lipat lebih besar dibanding rata-rata tingkat kerelawanan dunia. Penelitian telah menunjukkan bahwa banyak manfaat yang terkait dengan kesukarelaan termasuk peningkatan kesejahteraan fisik dan psikologis, hubungan dan keterlibatan komunitas, serta pemikiran dan partisipasi masyarakat. Melihat urgensi penurunan tingkat kekerasan terhadap perempuan serta manfaat dari kesukarelaan, perlu mendorong lebih banyak orang untuk menjadi sukarelawan dalam berbagai bentuk dan kontribusi sekecil apapun untuk mempromosikan kesetaraan gender guna meningkatkan kesetaraan, kesejahteraan, dan pemberdayaan perempuan di Indonesia. 

Dalam rangka memperingati hari Relawan Internasional dan 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan, Kementerian PPPA bersama organisasi masyarakat sipil ICT Watch dan organisasi kerelawanan ECPAT, berkolaborasi menyelenggarakan diskusi memperingati hari Relawan Internasional untuk mempertemukan berbagai perspektif guna menciptakan ekosistem untuk tumbuh dan mendukung relawan dalam mempromosikan kesetaraan gender dan penghapusan kekerasan terhadap perempuan di Indonesia. Melalui diskusi dengan organisasi kerelawanan dan komunitas, signifikansi peran relawan, komunitas, dan masyarakat dalam mendukung kesetaraan gender, termasuk pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap perempuan, akan di elaborasi. 

Diskusi ini akan menyoroti bahwa setiap orang dapat menjadi sukarelawan dengan cara yang kecil, kesukarelaan penting untuk dipupuk sejak dini melalui pengembangan pola pikir, untuk mempromosikan kesetaraan gender, memastikan inklusivitas sosial, dan lebih jauh berkontribusi dalam upaya penghapusan segala bentuk kekerasan berbasis gender. Dikemas secara hybrid, melalui offline tatap muka dan siaran online, sesi acara akan dibuka dengan diskusi dengan para ahli untuk memantik pemahaman dan mendalami isu kekerasan tentang kekerasan terhadap perempuan dan bagaimana kelompok relawan berkontribusi di dalamnya. Sesi diskusi akan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab berhadiah doorprize bagi peserta yang hadir secara langsung (offline) dan berhasil menjawab pertanyaan ataupun berani menyampaikan pertanyaan terkait hasil diskusi. Selanjutnya, acara akan diisi dengan sesi screening film tentang kekerasan terhadap perempuan untuk merefleksikan bentuk-bentuk kekerasan terhadap perempuan yang marak terjadi. Dalam setiap tayangan film, akan ada diskusi dengan para ahli yang membahas lebih mendalam setiap isu perempuan dalam film pendek yang diputar. Acara akan ditutup dengan pertunjukan monolog yang merangkum key points dan pembelajaran dari hasil diskusi dan refleksi film. 

Dalam rangka memperluas amplifikasi dari acara ini, selanjutnya juga akan diadakan kompetisi (challenge) berhadiah bagi para peserta. Sejak acara dimulai, peserta baik yang hadir secara offline maupun online akan diberikan tantangan untuk membuat Instagram Reels (video pendek berdurasi 30-60 detik) yang bertemakan edukasi pemuda terkait kekerasan terhadap perempuan, serta kekerasan seksual dan UU TPKS. Tantangan akan berlangsung selama 7 hari, dimulai sejak acara berlangsung dari tanggal 9 Desember hingga 16 Desember 2023. Penilaian dan pengumuman pemenang akan dilakukan dalam rentang waktu 4 hari setelah batas waktu challenge berakhir, yaitu pada tanggal 20 Desember 2023. Dalam kompetisi ini akan dipilih tiga pemenang yaitu juara 1, 2, dan 3 dengan hadiah masing-masing sebesar 10 juta, 4 juta, dan 1 juta. 

Sumber: Briefing Hybrid Event  – Hari Relawan

Credit: Aditya Putra Sutarli

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *