Diskusi Perlindungan Anak dari Eksploitasi Seksual di Ranah Siber

Jakarta, 15 Juni 2017 – Kita tidak dapat menutup mata lagi bahwa saat ini Indonesia sedang mengalami krisis Eksploitasi seksual anak. Hal ini bisa terlihat berdasarkan data KPAI tahun 2012-2016 di mana tingkat eksploitasi seksual anak meningkat setiap tahunnya. Di era modern seperti sekarang, eksploitasi seksual tidak saja bisa terjadi di ranah offline tetapi juga ranah siber atau internet. Hal ini dapat terlihat dari terbongkarnya grup facebook Loly dan yang terbaru adalah kasus live streaming perkosaan anak di Kalimantan Timur.

Hal inilah yang kemudian membuat ECPAT Indonesia dan KOMPAK Jakarta merasa perlu diadakannya diskusi dengan tema “ Perlindungan Anak dari Eksploitasi Seksual di Ranah Siber”. Diskusi yang berlangsung di Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ini turut mengundang Marie-Laure Lemineur selaku Head of Global Programme, Combatting Sexual Exploitation of Children Online ECPAT International sebagai pembicara utama dalam diskusi ini.

Dalam penuturannya, Marie mengatakan bahwa eksploitasi seksual anak adalah suatu masalah yang sangat rumit, semakin kita mencoba untuk menyelesaikannya semakin pula kita. Maka dari itu, kasus eksploitasi seksual anak tidak hanya dapat diselesaikan oleh satu sektor atau bidang saja, tetapi semua sektor harus bisa bahu membahu menyelesaikan masalah yang sangat pelik dan semakin hari semakin rumit ini. Dari mulai orangtua, guru, tokoh agama, kepolisian pemerintah, dan semua lapisan masyarakat harus bekerja sama menuntaskan masalah ini.

Orang tua mempunyai peran yang besar dalam mengajarkan anak tentang dampak positif, negatif di Internet serta bagaimana cara anak menyaring informasi yang ada di internet, dan tenaga pendidik juga dapat berperan dalam menyampaikan informasi dan pencegahan mengenai manfaat dan bahaya dari internet. Apabila semua sektor di semua lapisan  dapat bekerja sama untuk menuntas eksploitasi seksual, maka beberapa tahun ke depan Indonesia bisa menjadi negara yang bebas dari predator eksploitasi seksual anak.

So, buat kalian yang punya adik atau keponakan boleh banget loh mengajarkan tentang dampak positif dan negatif di Internet.

#KitaUntukAnakIndonesia

Popy Hervi Putri 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *